IBU NURLILLAH, DA’IYAH YANG SETIA MEMBINA

Portofolio Lomba Menulis Artikel Ibu Teladan Versi Majalah UMMI tahun 2008. Alhamdulillah masuk nominasi 6 finalis dari 40 artikel yang masuk.

IBU NURLILLAH,  DA’IYAH YANG SETIA MEMBINA

 PENDAHULUAN

      Pertama kali saya mengenal ibu Nurlillah adalah ketika saya menjadi tetangganya 6 bulan yang lalu. Figur yang dekat dan rendah hati. Rumahnya pun sederhana. Beberapa hari kemudian di suatu malam pengajian RT 06, beliaulah yang mengenalkan saya sebagai warga baru pada jama’ah lain. Ketika pengajian berjalan, saya jadi tahu bahwa sudah cukup lama beliau membina para ibu di lingkungan ini. Apa rahasia beliau membuat jama’ah sehingga seperti tidak ada kesempatan untuk mengantuk?. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ternyata, aliran hangat dari semangat beliau berda’wah, mengalir lewat matanya. Mata yang selalu membantu menegaskan setiap kata-kata yang disampaikan. Mengalir dari contoh-contoh yang diambil dari kehidupan sehari-hari, yang cukup menggelitik dan memicu kesadaran karena selalu ada sisi-sisi lain yang menyentuh yang diungkapkan. Dalil-dalil yang dikutip, kuat da n jelas sumbernya. Dan yang tidak kalah penting, dengan gaya yang menarik serta diselingi humor pada saat yang tepat, menjadi pelengkap cara setiap kali sang guru ini membina jama’ah.

            Tinggal dilingkungan LIMUS PRATAMA, sebuah komplek perumahan yang terletak di jalan Raya Narogong, Cileungsi, Bogor Jawa Barat. Dimana perumahan ini masuk dalam kawasan desa Limus Nunggal. Waktu berlalu dengan cepat dan saya makin mengetahui kiprah yang besar dari Ibu Nurlillah ini dalam da’wah di Limus, yang kadang diberi kepanjangan sebagai Lingkungan Muslim. Siapa yang memberikan kepanjangannya tidak diketahui. Tetapi harapan bahwa Limus Pratama ini menjadi sebuah lingkungan yang Islami adalah cita-cita tiap orang yang mencintai Islam, terutama yang tinggal di Limus itu sendiri. Itu pula yang menjadi impian ibu Nurlillah yang membuatnya eksis berda’wah. Impian yang menggugahnya untuk gemar membina para ibu lainnya, anak-anak di lingkungan Limus ini, hingga kemudian da’wahnya meluas keluar dari lingkungan Limus itu sendiri.

            Da’wahnya ini pun tidak berjalan satu, dua tahun, tapi bertahun-tahun beliau dengan istiqomah dan sabar, setia membina orang-orang yang rindu kembali kepada nilai-nilai islam. Inilah alasan utama saya memilih sosok beliau sebagai calon ibu teladan versi majalah UMMI 2008. Mudah-mudahan banyak yang bisa diambil sebagai ibroh darinya.         

A. GAMBARAN UMUM

             Secara fisik, tubuh ibu yang satu ini terlihat tegap, dan sikapnya cekatan. Fisiknya kuat, untuk mengurus 6 orang anak, mengurus dagangan di rumah, membina TPA dan membina majlis-majlis ta’lim di lingkungan tempat tinggalnya. Dari yang dekat hingga yang jauh. Tanpa seorang pembantu rumah tangga, ibu ini tetap dapat aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungannya, cepat tanggap dan perhatian kepada tetangga. Apalagi untuk yang mengalami musibah. Jiwa sosialnya tinggi, sehingga beliau akan lebih mendahulukan kepentingan orang lain, dibanding kepentingan dirinya.

Secara pribadi, ibu Nurlillah orang yang humoris tapi selalu penuh semangat. Sangat bersahaja sehingga lebih suka untuk beraktifitas dengan berjalan kaki. Beliau bukan tipe orang pendendam, langsung cepat menyelesaikan bila timbul suatu masalah. Tidak membedakan pergaulannya antara si kaya dan si miskin, sehingga beliau pun tidak suka mengambil jarak dengan lingkungannya.

Aktifitas keseharian yang biasa dijalani terisi dengan rangkaian kegiatan berikut :

  1. 03.00- 08.00 Bangun, ibadah rutin pagi, menyiapkan sarapan (masak dan/belanja)
  2. 08.30 – 09.30 Mengajar di TPA Masjid Nurul Jannah
  3. 09.30 – 11.30 Mengisi majlis ta’lim
  4. 11.30 – 14.00 Waktu keluarga
  5. 14.00 – 15.30 Mengisi Liqo (ta’lim rutin)
  6. 15.30 – 16.00 Persiapan mengajar sore
  7. 16.00 – 17.30 Mengajar di TPA
  8. 17.30 – 19.00 Waktu keluarga
  9. 19.00 – 21.00 Mengisi majlis ta’lim

Cukup padat rutinitas ibu Nurlillah. Dalam upaya meningkatkan kualitas diri di tengah kesibukan tersebut, beliau berusaha untuk bisa membaca buku, kadang berdiskusi dengan suami dan anak. Untuk dirinya, beliau rutin menghadiri halaqoh pekanan. Mengingat cita-citanya untuk menjadi hamba Allah yang sholeh, ibu dan istri yang sholehah, anggota masyarakat yang baik, ibu Nurlillah termotivasi untuk Istiqomah (konsisten) dengan Islam, dan berda’wah memperjuangkan Islam. Baik dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

Ibadah rutin dilaksanakannya untuk memperkuat hubungan dengan Allah sebagai asupan ruhani yang pokok. Di luar itu beliau biasa menambah sholat di kala matahari naik sepenggalahan dan di kala malam menjelang pagi pada 1/3 malam terakhir. Tilawah pun senantiasa dibiasakan untuk dibaca di rumah.

Dalam membina masyarakat khususnya ibu-ibu, yang paling mengesankan untuk beliau adalah ; bila dalam usahanya tersebut, kemudian terjadi perubahan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Maka, juga menjadi impiannya kedepan untuk menjadi da’iyah yang lebih luas pengabdiannya. Sehingga, masyarakat kampung yang masih sulit/ tidak tersentuh da’wah, dapat ikut tercerahkan.

 B. DUKUNGAN KELUARGA

Dukungan suami dan keikhlasannya, membuat ibu Nurlillah selalu bersemangat. Tanpa segan meminta maaf bila ada kekurangan, ibu Nurlillah berusaha melaksanakan kewajiban beliau sebagai ibu dan istri, mengurus manajemen keuangan dan pengelolaan rumah tangga. Beliau akan berdiskusi tentang suatu masalah yang cukup berat dengan suami agar permasalahan tersebut dapat lebih mudah diatasi.

Anak-anak beliau sejak kecil sudah dilatih mandiri untuk hal-hal yang bersifat pribadi. Bahkan yang masih usia SD pun sudah bisa memasak menu makanan yang mudah yang diinginkannya. Sehingga ketika banyak beraktifitas, maka sikap anak-anak sudah tidak mempermasalahkan. Karena mereka sudah memahami kepadatan aktifitas orang tuanya.

Mereka juga dilatih untuk bisa ikut aktif dalam berbagai kegiatan-kegiatan keorganisasian. Sehingga diharapkan bisa mengikuti jejak orang tuanya menjadi orang yang bisa memberikan kemanfaatan untuk orang lain. Di samping itu, dari pihak keluarga besar ibu Nurlillah dan juga keluarga suami mendukung apa yang diperjuangkan oleh beliau.     

            Masyarakat di RT tempat tinggal beliau, ikut mendukung aktifitas yang beliau jalankan. Sehingga anak-anak dan keluarga ibu Nurlillah merasa aman dan nyaman dengan segala aktifitasnya.

 C. PERJUANGAN HIDUP & DA’WAH

        Sejak Madrasah Tsanawiyah / SMP, Ibu Nurlillah sudah berusaha mandiri karena tidak ingin membebani orang tua. Beliau biasa menyisihkan uang jajan dan transportnya untuk tidak dipakai langsung. Beliau memilih untuk berjalan kaki berangkat dan pulang sekolah, yang berjarak + 3 km (tidak naik bemo sebagai alat transportasi saat itu).

Kiprah da’wahnya waktu muda dimulai ketika menjadi pengurus Remaja Masjid Al-Hidayah, Tj.Priok dan anggota PII ketika masih di Madrasah Aliyah Kepandaian Putri Islam, Tj. Priok Jakarta. Setelah ujian Madrasah Aliyah, beliau langsung menikah. Salah satu tujuannya adalah agar dapat melanjutkan studi. Beliau diterima di LIPIA, walau pun tidak selesai. Kesibukan berda’wah tidak selesai setelah berumah tangga. Malah justru semakin bertambah banyak.

Majlis-majlis ta’lim di LIMUS ini beliau bina sejak baru pindah menetap di sini, pada tahun 1989. Beberapa kegiatan pembinaan yang beliau lakukan, antara lain :

  • Pemberian teladan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Perbaikan Aqidah dan Akhlak, melalui :
    1. Kajian-kajian pada majlis ta’lim yang dibina
    2. Problem Solving / penanganan langsung masalah yang timbul di lingkungannya.
  • Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an. Ide beliaulah untuk mendirikan TPA Masjid Nurul Jannah. Hingga saat ini, TPA tersebut telah memiliki murid sebanyak 250 orang, dan memiliki dua waktu belajar yakni pagi dan sore. Di TPA ini beliau berperan mengatur kurikulum pembelajaran sebagai Wakil Kep.Sek, karena Kepala Sekolah diserahkan kepada seorang bapak yang lebih banyak berperan mewakili sekolah ke luar.

Cukup banyak kendala yang dihadapi yaitu :

  1. Ketidakpedulian masyarakat untuk lebih serius mempelajari Islam, karena mereka disibukkan dengan rutinitas sehari-hari.
  2. Adanya perbedaan-perbedaan paham antara beberapa golongan masyarakat yang kemudian menimbulkan fanatisme golongan.
  3. Adanya orang-orang yang merasa minder karena merasa bodoh, apalagi ditambah dengan ekonominya yang lemah.
  4. Ada pula orang-orang yang merasa lebih pintar, sehingga sulit untuk membuka diri dan menerima masukan-masukan.

Menghadapi hal-hal semacam itu, tidak menjadikan ibu Nurlillah surut dalam da’wah. Maka dengan istiqomah beliau tetap membina ibu-ibu dan majlis ta’lim. Sehingga pada tahun 2007, sudah lebih kurang 75 % majlis ta’lim di Limus ini dipegang oleh beliau.

D. PERMATA, BUAH MANIS KONSISTENSI

Dalam upaya mengkoordinasikan, lebih merapikan program dan barisan, maka beliau menggagas pembentukan PERMATA (Persatuan Majlis Ta’lim Limus Pratama). Proses ini cukup cepat sosialisasinya, karena sang penggagas sudah ditokohkan oleh masyarakat dan kharismanya cukup baik dipandang. Komunikasi efektif terjalin dengan semua majlis ta’lim yang dibinanya, sehingga tahapan informal pembentukan PERMATA, menanjak pada proses dibentuknya PERMATA secara formal pada akhir tahun 2007 (bulan Desember 2007).

Kepiawaian ibu Nurlillah dalam membina pada lingkup-lingkup kecil, diuji dalam skup organisasi formal yang lebih besar. Gebrakan awal PERMATA dimunculkan pada penyelenggaraan Seminar Cara Cerdas Mendidik Anak pada bulan Januari 2008, di Masjid Nurul Jannah, Limus Pratama. Acara ini berhasil menghadirkan lebih kurang 250 orang peserta untuk mensukseskan acara tersebut.

Dalam upaya merangkul jama’ah, maka usaha selanjutnya berupa pencarian ustadz maupun ustadzah yang bisa diterima oleh semua jama’ah dilaksanakan. Untuk mempermudah koordinasi kerja-kerja da’wah di tiap bagian / wilayah pada Limus ini dibentuklah Korwil (Koordinator-koordinator wilayah). Itulah buah manis konsistensi dari da’wah yang terus-menerus dilakukan ibu Nurlillah dan kini dibantu dengan orang-orang yang telah dibinanya dengan tekun, diharapkan perkembangan Islam di wilayah Limus ini dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang.

E. Beberapa Tempat Majlis Ta’lim Yang Dibina Secara Rutin

            Yaitu antara lain :

  1. Majlis ta’lim RT.04/06 Limus Pratama sebulan sekali.
  2. Majlis ta’lim RT.05/06 Limus Pratama sebulan sekali.
  3. Majlis ta’lim RT tempat tinggal (RT.06/06) setiap pekan.
  4. Majlis ta’lim RT.07/06 Limus Pratama sebulan sekali.
  5. Majlis ta’lim ANNISA Masjid Nurul Jannah, Limus Pratama sebulan sekali.
  6. Majlis ta’lim Musholla NURUL IMAN, Blok L, Limus Pratama sebulan sekali.
  7. Majlis ta’lim Khusus Khodimat / PRT, Limus Pratama sebulan sekali.
  8. Majlis ta’lim TAZKIYATU NAFS, Jl.Kediri, Limus Pratama 1 pekan 1 kali.
  9. Majlis ta’lim MAR’ATUSH SHOLIHAH, Jl.Pekalongan, Limus Pratama, 1 pekan 1 kali.
  10. Majlis ta’lim NURUL ISLAM, Jl.Semarang, Limus Pratama, 1 pekan 1 kali.
  11. Majlis ta’lim Musholla AL-IKHLAS, Blok N, Limus Pratama, 1 pekan 1 kali.
  12. Majlis ta’lim PERMATA (Persatuan Majlis Ta’lim Limus Pratama), Cileungsi.
  13. Majlis ta’lim Perum Griya Alam Sentosa/GAS,Cileungsi sebulan sekali.
  14. Majlis ta’lim Perum Griya Limus Asri, Cileungsi sebulan sekali.
  15. Majlis ta’lim Perum Taman Rahayu RT.06,Cileungsi sebulan sekali.
  16. Majlis ta’lim Perum Taman Rahayu RT.08,Cileungsi sebulan sekali.
  17. Majlis ta’lim ANNISA, Mountreal – Kota Wisata, per 2 pekan.
  18. Majlis ta’lim Kecamatan Cariu, per 3 bulanan.
  19. Majlis ta’lim DARUSSALAM, Perum Taman Rahayu Cileungsi.
  20. Majlis ta’lim HIDAYATUL KHOIR,Kp.Bakom, Cileungsi.
  21. Majlis ta’lim PT.SRI, Cileungsi.
  22. Majlis ta’lim PT.CMW, Cileungsi.
  23. Majlis ta’lim NURUL ILMU Perum PAPANPRES, Cipeucang.
  24. Majlis ta’lim Perum Pondok Damai, Cileungsi.
  25. Pendamping Pembina KSM PKPU Cileungsi.
  26. Pembina Pengajian Rutin Tarbiyah, 3 kelompok ibu-ibu dan 1 kelompok Thulabiyah.

 F. Penutup

Demikianlah uraian profil ibu Nurlillah, sang calon ibu teladan dari Cileungsi, Jawa Barat. Penulis cukup terkesan dengan figur beliau. Karena bisa mendekatkan yang jauh dan makin merapatkan yang dekat. Kini penulis sudah pindah ke tempat lain, tapi kesan yang mendalam menguatkan hati penulis untuk merampungkan penyusunan profil ini.

No body’s perpect. Setiap manusia ada kekurangan disamping kelebihan-kelebihannya. Maka, ibu Nurlillah tetap manusia biasa yang kadang salah dan lupa. Tapi, sebagai ibu dia adalah ibu plus. Yang membina anak-anaknya, juga membina masyarakatnya.

Semoga Allah berkenan mencatat ini sebagai amal kebaikan bagi penulis. Dan menjadikan penulis semakin bersemangat untuk meneladani beliau sebagai sang ibu teladan, yang walau pun mungkin nanti tidak terpilih karena masih banyak calon ibu teladan lain yang lebih layak. Cukuplah beliau di hati penulis sudah menjadi teladan. Amin.

 Form Pemilihan Ibu Teladan

VERSI MAJALAH UMMI (UMMI AWARD 2008)

 Calon Ibu Teladan

Nama                           : NURLILLAH

Tempat,tanggal lahir   : Jakarta, 26 September 1967

Alamat                       : Limus Pratama Blok C3/31, Cileungsi – Bogor

No. Telp.                    : 021 – 823 5621, 021 922 281 79

Pekerjaan                   : – Wk. Kep.Sek TPA Nurul Jannah

– Pembina Majlis Ta’lim

Pengaju

Nama                         :  Fachiroh

Tempat,tanggal lahir     : Jakarta, 25 Februari 1979

Alamat                        : Jl.H.Rijin Rt.005/023 No.46 D. Kel.Jati Makmur,

Pondok Gede, Bekasi

No. Telp.                     : 0812 952 1353, 0812 1810 4229

Pekerjaan                   : Ibu Rumah Tangga

                                                                                  Menyetujui,

Pengaju                                                                Calon Ibu Teladan


(Fachiroh)                                                                 (Ibu Nurlillah)

Rekomendasi :

1 Ibu Susi Ginta R. Iwan                                             (………………………)

(Ketua LICCO/Limus Islamic Children Community)

2 Ibu Tati                                                                      (………………………)

(Ibu RT.07/06 Limus Pratama, Guru TPA Masjid Nurul Jannah)

Lampiran :

  1. Pas Foto Calon & Foto calon dengan keluarga
  2. Foto Pengaju
  3. Fotocopy KTP Calon & Pengaju
  4. Fotocopy Surat Nikah
  5. KK Calon
  6. Kupon Ummi Award 2008.

 DATA KELUARGA CALON IBU TELADAN :

  1. Nama Suami                : CUNARSA
  2. Tempat,tanggal lahir     : Cirebon, 22 Oktober 1961
  3. Pekerjaan suami          : Karyawan
  4. Pendidikan                  : S1 Fakultas Pendidikan Agama Islam PTDI (Perguruan                                       Tinggi Da’wah Islam) di Jakarta Tahun 2000
  5. Jumlah Anak               : 6 (enam) orang, yaitu :
  • Luqman Hakim Abdi Ilahi (kelahiran 1 Mei 1987), kuliah di Fakultas Teknik Komputer, BINA INSANI, Bogor.
  • Abu Riza Zulkarnain (kelahiran 22 Juni 1988), semester V, LIPIA Jakarta.
  • Ayu Restu Robbani (kelahiran 20 Desember 1991), Kelas II (dua) SMUN 1 Cileungsi.
  • Muhammad Naufal Al-Azani (kelahiran 9 November 1996), Kelas 6 SDN Limus Nunggal III.
  • Shofira Fitrotunnida (kelahiran 20 Januari 2000), Kelas 3 SDN Limus Nunggal III.
  • Hilmi Ibadurrohman (kelahiran 6 April 2002), masuk kelas I SDN Limus Nunggal III

PENGALAMAN ORGANISASI  IBU NURLILLAH :

  1. Wakil Kep.Sek TPA Nurul Jannah, Limus Pratama, Tahun 1995 sampai sekarang.
  2. Ketua SALIMAH PC Cileungsi, Bogor,Tahun 2008 sampai sekarang.
  3. Ketua PERMATA (Persatuan Majlis Ta’lim) Limus Pratama, Cileungsi – Bogor, Tahun 2007 sampai sekarang.
  4. Ketua OSIS Madrasah Aliyah Kepandaian Putri Islam, Tj.Priok Tahun 1985
  5. Anggota PII Madrasah Aliyah Kepandaian Putri Islam, Tj Priok Tahun 1985.
  6. Pengurus Remaja Masjid Al-Hidayah, Tj Priok Tahun 1984.